Makam raden WIjaya, pendiri sekaligus raja pertama Majapahit, terletak di desa Bejijong yang masih termasuk dalam kompleks peninggalan kerajaan Majapahit di Trowulan. Pengunjung makam tidak dikenai biaya. Di sana hanya ada kotak donasi yang bisa diisi seikhlas kita untuk juru kunci makam.
Kesan yang saya dapatkan ketika memasuki kompleks makam Raden WIjaya adalah angker. Setelah menapaki tangga dan menuju makam yang berada di atas bangunan seperti pura, saya langsung kecewa dalam hati "Huh, kenapa juga bendera merah putih dipasang di makan Raden Wijaya??? Merusak pemandangan! Dia kan bukan pahlawan nasional." Ternyata bendera merah putih dipasang di makan Raden Wijaya karena dialah yang pertama kali mengibarkan Sang Saka Merah Putih yang dulu dinamai Sang Saka Gula Kelapa setelah berhasil mengalahkan pasukan Mongol dalam pertempuran yang berakhir di Ujunggaluh (Tanjung Perak sekarang). Pengibaran Sang Saka Gula Kelapa inilah yang menjadi awal terbentuknya kerajaan Majapahit yang nantinya menyatukan nusantara.
Kesan yang saya dapatkan ketika memasuki kompleks makam Raden WIjaya adalah angker. Setelah menapaki tangga dan menuju makam yang berada di atas bangunan seperti pura, saya langsung kecewa dalam hati "Huh, kenapa juga bendera merah putih dipasang di makan Raden Wijaya??? Merusak pemandangan! Dia kan bukan pahlawan nasional." Ternyata bendera merah putih dipasang di makan Raden Wijaya karena dialah yang pertama kali mengibarkan Sang Saka Merah Putih yang dulu dinamai Sang Saka Gula Kelapa setelah berhasil mengalahkan pasukan Mongol dalam pertempuran yang berakhir di Ujunggaluh (Tanjung Perak sekarang). Pengibaran Sang Saka Gula Kelapa inilah yang menjadi awal terbentuknya kerajaan Majapahit yang nantinya menyatukan nusantara.
Sepulang dari ziarah ke makan Raden Wijaya, kami mampir di desa pengrajin Bejijong yang kebanyakan penduduknya beragama Buddha. Berbagai karya seni dari tanah liat dan logam dibuat (menggunakan teknik yang sama sejak jaman Majapahit) dan dijual di desa itu. (Bu Bekti Prastyani kapan-kapan saya titip ya...:D)
Saya tidak tahan untuk memborong berbagai patung tanah liat yang merupakan replika patung dari jaman Majapahit. Sayang mobil penuh. ;( Akhirnya saya hanya beli dua keris dari kuningan yang harganya Rp 10.000. Kami juga mampir ke vihara Sleeping Buddha yang juga berlokasi di desa itu.
Saya tidak tahan untuk memborong berbagai patung tanah liat yang merupakan replika patung dari jaman Majapahit. Sayang mobil penuh. ;( Akhirnya saya hanya beli dua keris dari kuningan yang harganya Rp 10.000. Kami juga mampir ke vihara Sleeping Buddha yang juga berlokasi di desa itu.